Cari Blog Ini

Senin, 22 November 2010

BUKAN KAMU, DIA, ATAU MEREKA

Saat ini yang aku inginkan hanyalah diam
Ketika semuanya tak seindah yang dibayangkan, hanya diam yang ingin aku lakukan
Aku sedang ingin bernafas
Aku sedang ingin bebas
Dari kamu, dia, dan mereka

Aku menikmati saat ini
Aku menyukai saat aku sendiri melepas semuanya pergi

Aku akui, kamu memang selalu ada di sini
Tapi jangan salahkan ketika kamu pergi, dia datang menemani
Mereka juga merasa kamu bukan aku
Bukan kamu, dia, atau mereka

Aku selalu percaya dengan rasa ini
Kamu pasti akan kembali ke sini
Ke tempat yang dahulu kamu datangi

Aku tidak merasa kehilangan arah
Aku senang karena mereka kembali kepadaku
Saat kamu tiada
Semuanya kembali menyenangkan seperti dulu
Seperti keluar dari sangkar yang selalu menghalangiku

Jika ingin kembali, cepatlah kembali
Risau dada ini merasakannya
Dia..akan selalu ada untukku

Kini
Aku hanya ingin sendiri
Tidak terikat
Bukan kamu, dia, atau mereka

Senin, 01 November 2010

Aku dan Dia

Chapter 3 THE END

Perjalanan menuju 7 bulan sangat sangat berat. Kami bertengkar karena ia harus memberikan kado kepada sahabat wanitanya, pergi naik motor dengan sahabat wanitanya tanpa memberitahu aku, dan wallnya dengan mantan pertamanya. Masalah pertama, aku protes karena menurut aku kado itu memiliki arti khusus ketika seorang laki-laki memberikannya kepada wanita. Hmm.. aku berharap dia mengajakku patungan untuk membeli kado itu. Jika dia melakukannya, itu merupakan suatu penghargaan atas keberadaanku. Atau hanya mengajaku untuk mencari kado untuk dia. Itu juga aku seneng.
Masalah kedua, aku berada hanya berjarak beberapa meter darinya. Tapi dia hanya melengos ketika lewat di depanku. Dan tidak memberitahuku bahwa dia akan pergi dengan sahabat wanitanya. Aku tidak akan melarang tapi aku hanya butuh sebuah pemberitahuan dan itu menunjukan penghargaan kembali terhadap keberadaanku sebagai wanitanya. Aku menangis di pinggir jalan saat itu. Memalukan..tapi aku sungguh kecewa dengannya. Kenapa dia tidak bisa melakukan sesuatu yang telah aku lakukan sebagai penghargaan aku terhadap keberadaannya sebagai lelakiku. Hehe..tiap orang memang berbeda tapi setiap orang bisa belajar untuk saling menghargai toh..
Dia beralasan takut aku marah ketika tahu dia akan pergi dengan sahabat wanitanya. Tapi solusinya bukan malah tidak izin karena itu lebih menyakitkan ketika kalian tahu sendiri bahwa pasangan kalian akan pergi dengan wanita lain –walaupun itu sahabatnya-. Lebih baik aku tahu darinya dengan jelas daripada harus berprasangka yg tidak2 akibat melihat sendiri kejadian itu tanpa adanya penjelasan.
Masalah ketiga, aku memang sensitif jika menyangkut mantannya. Aku terlalu takut jika dia harus kembali dengan mantannya. Bagi aku, mantan itu adalah orang yang harus dijaga jarak ketika kita sudah punya orang lain yang ada di sisi kita. Ini untuk menjaga perasaan pasangan kita. Aku terlalu payah dengan masalah ini. Mungkin bisa dibilang, aku trauma dengan mantannya. Karena dia pernah meninggalkanku ketika awal pedekatan. 
Ini masalah yang benar-benar aku tidak bisa tolerir. Maaf..

Ketika kami menjalani hari-hari bersama dan ketika bertengkar, aku sering berkata untuk “putus” dan mulai dari situ, dia berjanji untuk tidak meninggalkanku dan tidak mendua. Aku cukup percaya dengan janjinya. Kami pernah berjanji di parkiran salah satu fakultas lain di kampus kami. Malam itu kami mengaitkan kelingking kami dan berjanji untuk tidak saling meninggalkan. Sungguh..sekali lagi aku merasa nyamaaaan sekali ketika berada di dekatnya.
Aku sering sekali hanya sekedar duduk di sebuah rumah panggung, tempat aktifitas kami setelah kuliah, hanya untuk melihatnya. Melihatnya walau hanya sebentar, memiliki arti tersendiri bagiku. Aku suka melihat dia. Bahkan sampai hari ini. 

Dia memilih berteman padaku saat 16 oktober. Rasanya badanku lemas sekali membaca pesan darinya. Aku tidak mau hal itu terjadi. Yaa..rutinitas yg dilakukan seorang perempuan saat hatinya terluka adalah menangis. Aku menangis. Menagisi dia. Menangisi kenapa aku dulu menerimanya. Menyesali perkenalan aku dengannya. Menyesali keputusanku saat berkata YA. Aku percaya dia yang pertama dan terakhir untukku. Tapi hari itu semuanya hancur. Seperti tersiram lava panas dari gunung merapi. Hehe..
7 bulan kemarin, apakah sungguh tidak berarti baginya? Baiklah..aku mengikuti kemauannya. We broke up. Dan ketika di kampus aku tidak bisa bersikap seperti biasa terhadapnya. Aku tidak bisa menegurnya secara normal. Bahkan aku berpura-pura tidak kenal. Inilah aku. Jika masih dekat atau bersosialisasi dengannya, aku bisa makin sayang dengannya. Jadi lebih baik aku tidak mengetahui apapun darinya dengan cara menjauhinya.
Ternyata menjauh dari orang yang disayang tidaklah mudah. Setiap malam aku berpikiran untuk mengiriminya sebuah pesan di hpku. Dan berharap dia kembali padaku. Aku selalu berdoa kepada Tuhanku. Nama dia selalu ada dalam doaku. Andai ia tahu..
23 oktober, kami menonton bersama dengan teman-teman kampus. Kami memarkirkan motor kami di tempat yang sama. Dia berjalan sangat cepat. Mungkin tidak ingin dekat denganku. Yaa i accepted that. Okai..aku berharap tidak bersebelahan dengannya. Tapi pupus sudah keinginanku itu. Cukup berhasil aku terpisah satu nomor dengannya, tapi apa daya, permohonan temanku untuk tidak berada diantara kami. Aku mengalah dengan duduk tepat di samping kanannya. Tertegun melihat kebiasaan barunya. Dulu saat berdua menonton dengannya, hpnya dimasukan dalam tas dan tidak membalas sms sedikitpun. Kini, dia sibuk membalas sms dari hpnya dan sangat rapat ia menutupinya dariku. Well..semakin nelangsa hati saya! Bertanya-tanya apakah itu sms datang dari pujaan hatinya,,bukan aku yang jelas. Weeeitss..tanpa dinyana-nyana, air mataku menetes. Buru-buru aku mengusapnya. Malu juga kalo terlihat aku menangis. Okee,,aku kedinginan ternyata. Karena bajuku basah kuyub dalam perjalanan ke bioskop. Dia meminjamkan jaketnya untukku. Oh my!! My heart was going crazy!! Dan dengan spontan aku berkata ,“ udaaaah jangan baik sama aku. Kalo begini terus aku bisa tambah suka sama kamu.” Dan dia menjawab ,“yauda kita balikan yaa..”
Okee..makin sinting otak aku denger kalimat dia itu.


Kita balikan. Aku cukup senang. Tapiiii...18 oktober dia mengirim sms untuk minta sendirian. God! !
Am i a yoyo??he can do like that to me! Dan beberapa menit kemudian dia mengirim sms lagi bahwa lupain sms dia sebelum ini. Well done boy! Another way to make my tears get out from my little eyes. Yaa kemudian kami bertemu untuk berbicara. Aku tetap tidak ingin putus. Karena entah kenapa aku masih yakin, dia masih sayang terhadapku. Mudah-mudahan bukan semata kegeeranku.
Mati-matian malam itu aku kubur dalam-dalam egoku dan pertahanin dia. Entah sudah berada dimana harga diri seorang wanita saat itu. We have a deal, we’ll continue. Tapi rasanya, aku seperti memaksakan seseorang untuk berbuat yang tidak dia sukai. Dan sakit sekalgius lelah sekali rasanya. Aku mencoba aktif. Aku tinggalkan diriku yang pasif. Berharap usahaku ini mengembalikan dia seperti dulu. Aku tahu dia sedang banyak masalah. Dan walau dia tidak ingin bercerita kepadaku, aku berusaha mencari tahu lewat teman-temannya. Sesabar mungkin aku bertahan. Sebisa mungkin aku menjadi aktif. Ketika hampir semua orang-orang di sekitarku menyarankan untuk meninggalkan dia, tapi aku tetap tidak mau. Aku sayang dia. Aku yakin dia hanya jenuh sesaat. Mudah-mudahan begitu.

Hari ini 1 november, hari pertama ketika aku setuju untuk break dengannya sampai batas waktu yang tidak ditentukan. Rasanya sedih sekali. Aku selalu berusaha menjadi seseorang yang dia inginkan. Aku selalu berusaha mempertahankan hubungan ini. Tapi ketika hubungan ini dijalankan satu arah, hanya dari aku saja, rasanya hati ini lelah. Seperti bertepuk sebelah tangan.

Andai ia membaca tulisan ini, aku berharap kita kembali seperti dulu. Apapun masalah yg sedang dia hadapi,aku bersedia jika dia ingin berbagi denganku. Kita berdua bukan lagi 2 anak SMA yang berhubungan hanya untuk senang-senang. Kita 2 orang mahasiswa yang sudah harus serius dalam menjalani ini. Ketika ada masalah, dan ingin sendiri, bukan putus jawaban akhirnya.

Aku mencoba mengerti dia. Aku yakin dengan dia. Bahkan sampai sekarang mata ini sudah tidak bisa melihat orang lain lagi.
Aku memang banyak sekali kekurangan. Hal seperti ini adalah kali pertama dalam hidupku. Dia, sudah terlanjur membuat hati ini tertambat.
Dalam doaku selalu ada namanya, dalam mimpiku entah kenapa selalu ada wajahnya, dalam kekurangannya aku menerimanya tanpa pertimbangan. Dengannya aku belajar menyayangi tanpa pamrih. Dengannya aku belajar sayang dan menghargai orang lain.

There’re many fish in the sea,then go fishing! Aren’t women supposed to be “the fih” and men “the fishermen”? even if men are supposed to be “the fish” then women would be the “cute beautiful little fish” that “the male fish” are after,right? ¬- Lex, divortiare-

Inilah kami. Saat aku sangat sayang terhadap dia, dan berusaha mendekat, dia pergi jauh. Dan mencoba semakin jauh. Dan dari semuanya, aku sayang dia. Aku yakin terhadapnya. Kenangan semua itu: gelang, novel, kartu ucapan, bisokop,bkm, bpm, message fb, motor kami,dll biarkanlah begitu. Supaya aku ingat, aku pernah bahagia dengan dia. Terima kasih untuk quality time selama 7 bulan lebih ini. Sayang sekali, bulan ke 8 tidak bisa aku peringati lagi dengannya. Good bye my lover. Good bye my first man. My heart gonna miss you all the time. Wish you always remember me as a very nice memories. Dan sungguh masih berharap, we fix it together. Dan Allah, berikan jalan yang terbaik bagi aku dan dia. 

Mungkin ketika dia membaca tulisan ini, sudah tidak berpengaruh apapun untuk hatinya. Tulisan ini hanya sekedar curahan hati seorang Aku yang mencoba mempertahankan sesuatu yang setiap hari ada di pikirannya. Dan seorang Aku pun tidak bisa memaksakan hati Dia yang sudah memilih keputusan yang dia inginkan. Aku sayang Dia.

Aku dan Dia

Chapter 2

Januari, bulan lahirku dan pertama kalinya aku merayakannya dengan dia. Setelah plotting anggota BEM saat itu, dia mengajaku pergi ke salah satu mall di dekat kampus kami. Dengan kaos oranyenya dia berjalan di sampingku dan yang aku ingat itu setelah isya. Aku diperintahkan duduk di food court. Dan tiba2 dia harus pergi sehingga aku harus duduk sendirian disitu. Hmm..berasa orang bener aja! Sendirian di foodcourt,ga pesen makanan, Cuma mainan hp doang.
Dia pun datang seraya membawa sekotak kecil cake dengan 1 lilin diatasnya. Yup..dia pergi untuk membeli cake itu! How sweet he is!!! Setelah meniup lilin, dia keluarkan sebungkus kado dari dalam tasnya. Ketika aku membukanya, sebuah novel yang aku idam-idamkan ternyata ada di depan mata! Sungguh saat itu aku terharu. Lebay sih..tapi sungguh itu ultah terseru aku! Oia..ada kartu ucapan juga dari dia yang isinya sangaaat maniss dan menambah haruku.:p

Well itulah bulan januari. Sekarang Maret. Jam 2 siang dia sms aku, ingin mengajaku ke mall dekat kampus karena ingin membelikanku es krim. Tapi karena hujan yang turun sangaaat deras, jadinya kami ke gedung G lt.2..itu usulannya. Okaii..aku pun bingung. Kenapa harus di gedung itu dan lantai itu?? Padahal there’s no ice cream! Tapi yasudah aku penuhi usulannya karena hehe..aku selalu suka kalo bersama dia. Kemaanapun itu. Sedikit gombal yaa..:P
Hokaaii..disini kami berbicara2 dan sampailah di suatu pembicaraan. “fiky..mau jadi cewe gw gak? Gw sayang sama lo.” Huaaaaaaa...betapa kagetnya diri ini mendengar kalimat itu!! Nah, malam sebelumnya dia sms kalo kesempatan dia untuk menawarkan “jadian” adalah sekali lagi. Analoginya yaa kalo ada tamu udah ngetuk pintu rumah 3kali dan tuan rumah masih gak bukain,tamu itu harus pergi. Itulah kata dia. Aku mengingat perkataannya itu tapi sekali lagi aku masih ragu terhadapnya dan aku gak mau jauh dari dia ketika bertengkar dan putus. Dia menerima segala kondisiku saat aku jabarkan saat itu. Aku sudah menyayangi dia ketika dia menjalin hubungan dengan adik kelasnya. Sungguh aku sayang dia. Tapi 4 maret itu harus aku tutup dengan jawaban nihil. Karena aku meminta waktu 1 hari kepadanya dan juga aku harus kuliah jam 3 sore. Jelaas..kuliahnya gak akan konsen!hahaha

5 maret, hari jumat. Dimana deadline aku untuk memberinya jawaban. Semalaman berpikir dan berkonsultasi dengan orang-orang terdekat. Dan kami bertemu setelah sholat jumat, pukul 12.30 di BPM, salah satu tempat di kampus kami yang paling rimbun diantara daerah lainnya di fakultas kami. Hari itu basah, karena hujan abis turun. Bertemulah kami. Oia..kemarin dia memberiku 1 permen yang bertuliskan apaa yaa..aku lupa. Intinya aku harus makan permen itu kalo aku menerimanya. Yaa setelah tawar menawar di BPM dan sempat diganggu oleh aisyah, hesti,ucha yang berfoto ria dengan tong sampah baru di BPM, aku menjawab YA aku mau. Tapi aku gak mau makan permennya karena aku sedang tidak ingin makan permen. Wong lagi deg2an gak karuan disuruh ngemut permen,gak napsu saya! Well, hari itu kita jadian. 5 maret 2010. Dia berkaos kuning,aku berkaos merah. Memulai hubungan baru. Pertimbangan aku adalah aku tidak ingin dia pergi karena telah mengetuk pintuku untuk kali ketiga.
Kita jalani hubungan baru ini dengan senang. Meskipun selama itu aku sangat pasif. Ini pacar pertamaku. Jadi aku masih bingung harus bagaimana untuk bersikap dengannya karena dia pacarku, bukan lagi sekedar teman dekat. Aku akui, 6 bulan perjalanan kami diwarnai dengan kesenangan dan juga pertengkaran. Aku yang sangat pasif, tidak ingin menghubunginya duluan, tidak menuntutnya untuk selalu berdua denganku, dan aku yang terlalu mandiri karena pulang pergi aku membawa kendaraan sendiri. Ada alasan kenapa aku bertindak seperti itu. dia pernah bercerita kalo mantan pertamanya sangat menutut dia untuk selalu menemani kemanapun si mantan pergi. Dan dia agak tidak senaang dengan sikap mantannya itu. Okee..aku memutuskan untuk tidak seperti mantannya itu supaya dia tidak jauh dariku. Aku yang pasif, sesungguhnya aku terlalu takut untuk menghubunginya duluan dan menghampirinya duluan. Aku terlalu takut ketika aku sms dia, tapi tidak dibalas atau ketika aku mengahampirinya, dia sedang tidak ingin melihatku. Terlalu banyak ketakutanku akan langkah yang aku ingin tempuh. Dan ketakutan terbesarku adalah ketika dia memilih menjauhiku karena perilakuku yang tidak menyenangkannya. Sebisa mungkin aku menyenangkannya. Aku sayang dia, aku senang berada dekatnya. Gaya pacaran kami yaa normal. Hanya makan dan nonton. Tapi herannya aku tidak pernah bosan akan itu. Karena ada dia di sampingku. Sampai suatu saat kami melakukan sesuatu yang hanya kami dan Tuhan yang tahu, saat kami menonton Prince of Persia. Dan ketakutanku itu menjadi boomerang bagiku.
Tidak pernah aku rasakan rasa sayang sedalam ini terhadap seorang adam.

Aku dan Dia

Chapter 1

Hari ini tepat di awal bulan November yang telah aku nantikan. November memiliki arti tersendiri untuk aku. Selain banyak yang ultah dan harus sediain kado, tapi di bulan ini ada satu orang yang benar-benar aku sayang merayakan ultahnya dan berharap aku bisa ada di sisinya buat ngerayain.

Well, setahun lalu di bulan November ini aku kembali dekat dengannya. Setelah sebulan sebelumnya dia mengagetkan aku karena secara tiba-tiba dia jadian dengan adik kelasnya. Yup, i know..that hurted me a lot! Tapi di bulan november ia mengakhirinya dan memilih kembali padaku. Rasanya antara seneng tapi juga bingung. Well, akirnya kita kembali dekat. Sering smsan, nonton bareng,makan bareng. Aku menemaninya saat ultahnya yang ke 20. Dan konyolnya aku hanya menghadiahkannya 2 tangkai lollipop karena sungguh aku bingung ingin memberinya apa. Aku suka hari-hari itu. Hari-hari dimana aku sangat dekat dengannya. Belum genap 1 bulan setelah dia mengakhiri hubungannya dengan adik kelasnya itu, dia mengatakan “fiky, mau jadi cewe gw?”
Weew..bagaikan petir yang menyambar di siang hari, aku pun kaget dan dengan spontannya aku bilang “ENGGAK.” Oiyaa..itu lokasinya berada di warteg Padaringan di gang senggol,deket kampus.
Alasan aku saat menolaknya adalah aku masih ragu dengannya karena dia baru saja pisah dengan mantan pacarnya dan aku tidak ingin hanya menjadi pelariannya saja. Yup..hari itu sangat berarti bagiku. Dan sudah tentu aku merasa senangnya luar biasa.

Setelah kejadian itu, kami tidak saling menjauh. Malahan dia semakin dekat denganku. Aku merasa nyaman dengannya. Dan baru kali ini aku merasa senyaman itu dengannya. Dia tidak pernah menuntutku dan dia suka dengan diriku ketika berhadapan dengannya. Setiap malam,kami ngobrol lewat sms. Saat aku ingin bercerita pun dia mendengarkan dan aku suka sekali saat bercerita dengannya. Suatu malam, dia mengungkapkan kembali perasaannya padaku. Waaaww..terkejut pulalah saya! Tapi aku tetap pada jawabanku ketika di warteg. Alasanku ketika itu adalah aku belum mendapatkan izin untuk berpacaran, aku belum yakin terhadapnya, dan pertimbangan utama saat itu adalah Aku Tidak Ingin Jauh dengannya Ketika kami bertengkar sebagai pasangan dan jauh ketika kami harus mengakhiri hubungan itu. Karena aku sangat nyaman dengannya.