Cari Blog Ini

Senin, 01 November 2010

Aku dan Dia

Chapter 1

Hari ini tepat di awal bulan November yang telah aku nantikan. November memiliki arti tersendiri untuk aku. Selain banyak yang ultah dan harus sediain kado, tapi di bulan ini ada satu orang yang benar-benar aku sayang merayakan ultahnya dan berharap aku bisa ada di sisinya buat ngerayain.

Well, setahun lalu di bulan November ini aku kembali dekat dengannya. Setelah sebulan sebelumnya dia mengagetkan aku karena secara tiba-tiba dia jadian dengan adik kelasnya. Yup, i know..that hurted me a lot! Tapi di bulan november ia mengakhirinya dan memilih kembali padaku. Rasanya antara seneng tapi juga bingung. Well, akirnya kita kembali dekat. Sering smsan, nonton bareng,makan bareng. Aku menemaninya saat ultahnya yang ke 20. Dan konyolnya aku hanya menghadiahkannya 2 tangkai lollipop karena sungguh aku bingung ingin memberinya apa. Aku suka hari-hari itu. Hari-hari dimana aku sangat dekat dengannya. Belum genap 1 bulan setelah dia mengakhiri hubungannya dengan adik kelasnya itu, dia mengatakan “fiky, mau jadi cewe gw?”
Weew..bagaikan petir yang menyambar di siang hari, aku pun kaget dan dengan spontannya aku bilang “ENGGAK.” Oiyaa..itu lokasinya berada di warteg Padaringan di gang senggol,deket kampus.
Alasan aku saat menolaknya adalah aku masih ragu dengannya karena dia baru saja pisah dengan mantan pacarnya dan aku tidak ingin hanya menjadi pelariannya saja. Yup..hari itu sangat berarti bagiku. Dan sudah tentu aku merasa senangnya luar biasa.

Setelah kejadian itu, kami tidak saling menjauh. Malahan dia semakin dekat denganku. Aku merasa nyaman dengannya. Dan baru kali ini aku merasa senyaman itu dengannya. Dia tidak pernah menuntutku dan dia suka dengan diriku ketika berhadapan dengannya. Setiap malam,kami ngobrol lewat sms. Saat aku ingin bercerita pun dia mendengarkan dan aku suka sekali saat bercerita dengannya. Suatu malam, dia mengungkapkan kembali perasaannya padaku. Waaaww..terkejut pulalah saya! Tapi aku tetap pada jawabanku ketika di warteg. Alasanku ketika itu adalah aku belum mendapatkan izin untuk berpacaran, aku belum yakin terhadapnya, dan pertimbangan utama saat itu adalah Aku Tidak Ingin Jauh dengannya Ketika kami bertengkar sebagai pasangan dan jauh ketika kami harus mengakhiri hubungan itu. Karena aku sangat nyaman dengannya.

Tidak ada komentar: