Cari Blog Ini

Senin, 01 November 2010

Aku dan Dia

Chapter 2

Januari, bulan lahirku dan pertama kalinya aku merayakannya dengan dia. Setelah plotting anggota BEM saat itu, dia mengajaku pergi ke salah satu mall di dekat kampus kami. Dengan kaos oranyenya dia berjalan di sampingku dan yang aku ingat itu setelah isya. Aku diperintahkan duduk di food court. Dan tiba2 dia harus pergi sehingga aku harus duduk sendirian disitu. Hmm..berasa orang bener aja! Sendirian di foodcourt,ga pesen makanan, Cuma mainan hp doang.
Dia pun datang seraya membawa sekotak kecil cake dengan 1 lilin diatasnya. Yup..dia pergi untuk membeli cake itu! How sweet he is!!! Setelah meniup lilin, dia keluarkan sebungkus kado dari dalam tasnya. Ketika aku membukanya, sebuah novel yang aku idam-idamkan ternyata ada di depan mata! Sungguh saat itu aku terharu. Lebay sih..tapi sungguh itu ultah terseru aku! Oia..ada kartu ucapan juga dari dia yang isinya sangaaat maniss dan menambah haruku.:p

Well itulah bulan januari. Sekarang Maret. Jam 2 siang dia sms aku, ingin mengajaku ke mall dekat kampus karena ingin membelikanku es krim. Tapi karena hujan yang turun sangaaat deras, jadinya kami ke gedung G lt.2..itu usulannya. Okaii..aku pun bingung. Kenapa harus di gedung itu dan lantai itu?? Padahal there’s no ice cream! Tapi yasudah aku penuhi usulannya karena hehe..aku selalu suka kalo bersama dia. Kemaanapun itu. Sedikit gombal yaa..:P
Hokaaii..disini kami berbicara2 dan sampailah di suatu pembicaraan. “fiky..mau jadi cewe gw gak? Gw sayang sama lo.” Huaaaaaaa...betapa kagetnya diri ini mendengar kalimat itu!! Nah, malam sebelumnya dia sms kalo kesempatan dia untuk menawarkan “jadian” adalah sekali lagi. Analoginya yaa kalo ada tamu udah ngetuk pintu rumah 3kali dan tuan rumah masih gak bukain,tamu itu harus pergi. Itulah kata dia. Aku mengingat perkataannya itu tapi sekali lagi aku masih ragu terhadapnya dan aku gak mau jauh dari dia ketika bertengkar dan putus. Dia menerima segala kondisiku saat aku jabarkan saat itu. Aku sudah menyayangi dia ketika dia menjalin hubungan dengan adik kelasnya. Sungguh aku sayang dia. Tapi 4 maret itu harus aku tutup dengan jawaban nihil. Karena aku meminta waktu 1 hari kepadanya dan juga aku harus kuliah jam 3 sore. Jelaas..kuliahnya gak akan konsen!hahaha

5 maret, hari jumat. Dimana deadline aku untuk memberinya jawaban. Semalaman berpikir dan berkonsultasi dengan orang-orang terdekat. Dan kami bertemu setelah sholat jumat, pukul 12.30 di BPM, salah satu tempat di kampus kami yang paling rimbun diantara daerah lainnya di fakultas kami. Hari itu basah, karena hujan abis turun. Bertemulah kami. Oia..kemarin dia memberiku 1 permen yang bertuliskan apaa yaa..aku lupa. Intinya aku harus makan permen itu kalo aku menerimanya. Yaa setelah tawar menawar di BPM dan sempat diganggu oleh aisyah, hesti,ucha yang berfoto ria dengan tong sampah baru di BPM, aku menjawab YA aku mau. Tapi aku gak mau makan permennya karena aku sedang tidak ingin makan permen. Wong lagi deg2an gak karuan disuruh ngemut permen,gak napsu saya! Well, hari itu kita jadian. 5 maret 2010. Dia berkaos kuning,aku berkaos merah. Memulai hubungan baru. Pertimbangan aku adalah aku tidak ingin dia pergi karena telah mengetuk pintuku untuk kali ketiga.
Kita jalani hubungan baru ini dengan senang. Meskipun selama itu aku sangat pasif. Ini pacar pertamaku. Jadi aku masih bingung harus bagaimana untuk bersikap dengannya karena dia pacarku, bukan lagi sekedar teman dekat. Aku akui, 6 bulan perjalanan kami diwarnai dengan kesenangan dan juga pertengkaran. Aku yang sangat pasif, tidak ingin menghubunginya duluan, tidak menuntutnya untuk selalu berdua denganku, dan aku yang terlalu mandiri karena pulang pergi aku membawa kendaraan sendiri. Ada alasan kenapa aku bertindak seperti itu. dia pernah bercerita kalo mantan pertamanya sangat menutut dia untuk selalu menemani kemanapun si mantan pergi. Dan dia agak tidak senaang dengan sikap mantannya itu. Okee..aku memutuskan untuk tidak seperti mantannya itu supaya dia tidak jauh dariku. Aku yang pasif, sesungguhnya aku terlalu takut untuk menghubunginya duluan dan menghampirinya duluan. Aku terlalu takut ketika aku sms dia, tapi tidak dibalas atau ketika aku mengahampirinya, dia sedang tidak ingin melihatku. Terlalu banyak ketakutanku akan langkah yang aku ingin tempuh. Dan ketakutan terbesarku adalah ketika dia memilih menjauhiku karena perilakuku yang tidak menyenangkannya. Sebisa mungkin aku menyenangkannya. Aku sayang dia, aku senang berada dekatnya. Gaya pacaran kami yaa normal. Hanya makan dan nonton. Tapi herannya aku tidak pernah bosan akan itu. Karena ada dia di sampingku. Sampai suatu saat kami melakukan sesuatu yang hanya kami dan Tuhan yang tahu, saat kami menonton Prince of Persia. Dan ketakutanku itu menjadi boomerang bagiku.
Tidak pernah aku rasakan rasa sayang sedalam ini terhadap seorang adam.

Tidak ada komentar: